Monday 14 November 2016

Soal "Sasaran : Memahami Pandangan Dunia dan Teknik Analisis Struktural Genetik"

Soal dan jawaban ini dibuat dari buku "Metodologi Penelitian Sastra" Karya Suwardi Endraswari

1.  Jelaskan ciri manusia tragik menurut Goldman!
Jawab:
     Menurut Goldman, ada dua ciri manusia tragic. Pertama, manusia menuntut secara mutlak dan eksklusif nilai-nilai yang tidak mungkin. Kedua, karena itu, tuntutannya sekaligus untuk “segalanya dan bukan apa-apa” dan ia secara total tidak peduli terhadap tingkat-tingkat dan usaha pendekatan, serta juga terhadap konsep yang mengandung gagasan mengenai relativitas. Berarti manusia demikian memiliki pengalaman ketuhanan bersifat mistis.

      2. Sebutkan tiga hal yang masih perlu direnungkan bagi peneliti strukturalisme genetic menurut Goldman!
Jawab:
a.       Semua perilaku manusia mengarah pada hubungan rasionalitas, maksudnya selalu berupa respon terhadap lingkungannya;
b.      Kelompok sosial mempunyai tendensi untuk menciptakan pola tertentu  yang berbeda dari pola yang sudah ada;
c.       Perilaku manusia adalah usaha yang dilakukan secara tetap menuju transendesi, yaitu aktivitas, transformasi, dan kualitas kegiatan dari semua aksi sosial dan sejarah.

      3. Jelaskan dua tataran hubungan fakta estetik menurut Goldman!
Jawab:
    Fakta estetik dibaginya menjadi dua tataran hubungan yang meliputi:
a.       Hubungan antara pandangan dunia sebagai suatu realitas yang dialami dan alam ciptaan pengarang.
b.      Hubungan alam ciptaan dengan alat sastra tertentu seperti diksi, sintaksis, plot, gaya bahasa yang merupakan hubungan struktur cerita dipergunakan pengarang dalam ciptaannya.

      4. Apa yang dimaksud model dialektik pada teknik yang digunakan dalam strukturalisme genetik?
Jawab:
    Model dialektik mengutamakan makna koheren. Prinsip dasar teknik analisis dialektik adalah adanya pengetahuan mengenai fakta-fakta kemanusiaan akan tetap abstrak apabila tidak dibuat konkret dengan mengintegrasikan ke dalam totalitas. Sehubungan dengan hal tersebut, metode dialektik mengembangkan dua macam konsep, yaitu “keseluruhan-bagian” danpemahaman-penjelasan”.

      5. Goldman menyatakan bahwa sudut pandang dialektik berbeda dengan sudut pandang rasional dan sudut pandang empirik, mengapa?
Jawab:
    Sudut pandan rasionalis biasanya mengasumsikan adanya gagasan yang berasal dari pembawaan dan secara langsung dapat didekati, sedangkan kaum empirik menyadarkan diri pada kesan inderawi. Dua sudut pandang penelitian ini sama-sama mengharuskan agar ditemukannya pengetahuan secara pasti. Kedua sudut pandang ini memang berbeda dengan sudut pandang dialektik, yang berasumsi bahwa dalam analisis sastra tidak pernah ada titik awal yang secara mutlak valid, tidak ada persoalan yang secara final pasti terpecahkan. Oleh karena itu, pemikiran dialektik tak pernah mengikuti garis lurus. Setiap fakta (sastra) individual hanya bermakna ketika ditempatkan kedalam keseluruhan.

      6. Metode dialektik mengenalkan analisis “pemahaman-penjelasan”. Apa yang dimaksud dengan pemahaman-penjelasan?
Jawab:
   Pemahaman adalah usaha pendeskripsian struktur pbyek yang dipelajari, sedangkan penjelasan adalah usaha penemuan makna struktur itu dengan menggabungkan ke dalam struktur yang lebih besar. Dengan kata lain, pemahaman merupakan langkah untuk mengidentifikasi bagian, dan penjelasan adalah langkah pemaknaan unsure bagian ke dalam unsure keseluruhan.

      7.  Jelaskan langkah-langkah analisis dialektik yang melingkar-lingkar!
Jawab:
    Pertama, peneliti membangun sebuah model yang dianggap memberikan tingkat probabilitas tertentu atas dasar bagian. Kedua, ia melakukan pencekan terhadap model itu dengan membandingkannya dengan keseluruhan (paragraf demi paragraf untuk kasus prosa, baris demi baris untuk kasus puisi, dan ucapan demi ucapan untuk drama) dengan cara menentukan: (a) sejauhmana setiap unit yang dianalisis tergabungkan dalam hipotesis menyeluruh, (b) daftar elemen-elemen dan hubungan-hubungan baru yang tidak diperlengkapinya dalam model semua, (c) frekuensi elemen-elemen dalam hubungan-hubungan yang diperlengkapinya dalam model yang sudah diperiksa itu.

      8. Jelaskan langkah-langkah cara kerja meneliti struturalisme genetic!
Jawab:

    Pertama, peneliti bermula dari kajian unsure instrinsik, baik secara parsial maupun dalam jalinan keseluruhan. Kedua, mengkaji kehidupan sosial budaya pengarang, karena ia merupakan bagian dri komunitas tertentu. Ketiga, mengkaji latar belakang sosial dan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan oleh pengarang.

Tuesday 1 November 2016

Analisis Naskah Drama "Petang di taman" Karya Iwan Simatupang Berdasarkan Pendekatan Struktural

ANALISIS NASKAH DRAMA “PETANG DI TAMAN
KARY IWAN SIMATUPANG


LAPORAN


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Apresiasi Drama
yang Diampu oleh Jojo Nuryanto, M.Hum.






 oleh:

Rizal Friady        152121167
Kelas 2 D, KRS 2 A




JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2016





Segala puji bagi Allah SWT., yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah Apresiasi Drama tentang Analisis Naskah Drama “Petang di Taman”.
Makalah ini telah Saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu Saya dalam pembuatan makalah ini. Namun, tidak lepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka Saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada Saya sehingga Saya dapat memperbaiki makalah ini.



          Tasikmalaya,   Oktober 2016
Penyusun



PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Drama merupakan salah satu karya sastra yang dipenuhi dengan dialog-dialog dan dipentaskan di atas panggung. Sebagai salah satu karya sastra yang dipentaskan, maka dalam pementasannya senantiasa mengacu pada naskah drama yang telah disiapkan. Penulisan naskah drama biasanya diambil melalui kejadian nyata yang bersumber dari kehidupan manusia maupun kejadian fiktif yakni berdasarkan pada imajinasi penulis. Naskah drama biasanya ditulis dalam bentuk dialog dan dipentaskan oleh aktor dengan tujuan menggambarkan kejadian kehidupan melalui pertikaian dan konflik yang terjadi di atas panggung.
 Dalam penulisan naskah drama terdapat unsur-unsur instrinsik yang membangun naskah drama tersebut. Unsur-unsur tersebut diantaranya, yakni: tema, tokoh, alur, latar. Unsur tokoh merupakan salah satu unsur yang berperan penting dalam penulisan naskah drama yang akan dipentaskan. Karena unsur ini merupakan karakter yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa, baik sebagian maupun secara keseluruhan cerita. Selain itu, peran unsur tokoh ini dalam karya sastra drama mempunyai sifat dan kedudukan yang penting. Unsur tokoh dalam naskah drama biasanya terdiri dari tokoh penting dan tokoh pembantu. Tokoh penting biasa disebut dengan tokoh mayor, sedangkan tokoh pembantu biasanya disebut dengan tokoh minor.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di ambil beberapa rumusan masalah, sebagai berikut.
1.     Bagaimana sinopsis naskah drama “Petang di Taman”?
2.    Apa saja unsur intrinsik dalam naskah drama “Petang di Taman”?

C.    Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, diataranya:
1.    Untuk mengetahui sinopsis naskah drama “Petang di Taman
2.    Untuk mengetahui unsur intrinsik naskah drama “Petang di Taman

D.    Metode Penulisan

Metode penulisan dalam makalah ini yaitu metode deskriptif. Selain itu, penulis menggunakan metode literature research atau studi putaka. Metode studi pustaka ini di lakukan dengan cara mencari artikel yang berkenaan dengan materi yang penulis angkat dalam makalah ini.



PEMBAHASAN



A.      Sinopsis
Naskah drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang ini menceritakan tentang pertemuan empat orang manusia  dengan latar belakang yang berbeda-beda di sebuah taman. Mereka tidak saling mengenal, tetapi taman adalah publik, sehingga semua orang merasa bebas untuk masuk ke dalam suatu obrolan. Di dalam pertemuan tersebut ada seorang pria yang sedang diam ditaman, ada seorang kakek yang kehilangan minah, ada seorang pria penjual balon yang memiliki hobi terhadap balon, dan ada seorang wanita yang memiliki anak tapi bukan nyonya.
Setiap karakter memiliki latar belakang yang berbeda, seperti penjual balon yang balonnya di curi kemudian menangis dan menolak ketika balon tersebut dibeli. Ketika ditanya bahwa balon itu adalah hobinya untuk mencintai balon. Lalu seorang wanita yang memilik anak tetapi bukan nyonya, yang meminta balo tersebut tetapi dipecahkan oleh seorang kakek, kemudian lelaki separuh baya marah karena sikap kakek tersebut, sehingga terjadilah pertengkaran. Tetapi pada akhirnya penjual balon, wanita , dan kakek pulang satu persatu.

B.       Pendekatan Struktural Naskah Drama
Pendekatan Struktural adalah pendekatan sastra yang menganalisis struktur atau unsur-unsur pokok, sering juga disebut sebagai unsur intrinsik. Unsur intrinsik Naskah Drama Petang di Taman antara lain :
1.      Tema
Tema yang diangkat oleh Iwan Simatupang dalam drama ini adalah  keresahan, karena pada drama ini menceritakan perasaan yang membuat setiap orang ingin mengutarakan segala perasaan. Percakapan yang terjadi cukup luas pembahasannya karena semua tokoh memiliki kisah sendiri-sendiri. Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut:
Lelaki 
(TERSENYUM) Tak lebih baik sedikitpun dari bapak. Habis, kita mau berbuat apa lagi ? Seperti kata Penjual balon tadi ; aku mencoba menjadikan dari kegagalanku suatu barang tontonan indah di taman. Bapak lihat kembang api itu, di sana, bagus, Bukan ? Dan bapak baca tulisan dipapan yang dipancangkan oleh kotapraja dihadapannya ? Dilarang memetik bunga. (TERSENYUM).
Orang Tua       
Ya, kau pengarang dan mahir benar kau membenam-kan deritamu dibalik kata-kata yang sewaktu-waktu dapat kau hamburkan. Tapi bagaimana nak dengan kesunyianmu ? Ikutlah saya kerumah saya yang apak itu. Agar adan teman saya. Dan agar ada teman anak.
Lelaki             
 Lalu… Isteri bapak…?”
Orang Tua       
Maafkan saya…isteri saya sudah delapan tahun meninggalkan saya, tepatnya dua minggu, setelah saya membawa minah dari jalanan…Oh… minah…! minaaah ! (SADAR DARI KETERHANYUTANNYA, MEMEGANG TANGAN L, SUARANYA MENINGGI) Ayo, anak ikut saja kerumah saya…
Lelaki             
Terima kasih pak. Kebersamaan kita seperti yang bapak gambarkan tadi lebih parah lagi daripada kesendirian kita masing-masing.
                    
2.      Alur
Alur atau kerangka drama Petang di Taman  karya Iwan Simatupang menggunakan alur maju, karena diceritakan secara runtut dari awal hingga akhir. Oleh karena itu, unsur-unsur plot meliputi:
a.       Pelukisan Awal Cerita
Pengenalan situasi  pada drama Petang di Taman terdapat pada kutipan berikut.
Orang Tua  
(MERENUNG)  Dan kalau segala-galanya sudah ber-tambah jelas, maka kitapun sudah saling bengkak-bengkak, karena barusan saja telah cakar-cakaran. Dan siapa tahu, salah seorang dari kita tewas pula dalam cakar-cakaran itu. Atau keduanya kita. Dan ini semua, hanya oleh karena kita telah mencoba meng-ambil sikap yang agak kasar terhadap sesama kita (TIBA-TIBA MARAH) Bah ! Persetan dengan segala musim! Dengan segala musim !

b.      Komplikasi atau Pertikaian Awal
Kutipan berikut menunjukkan pada adanya konflik yang terdapat pada drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang.
Penj. Balon 
Sungguh kasar….! Sungguh biadab kalian………! (MENUNTUN WANITA DUDUK DI BANGKU) Sudahlah , bu ! Jangan hiraukan mereka. Sebaiknya ibu lekas-lekas pergi dari sini, sebelum mereka menghina ibu lebih parah lagi. Pergilah !
Orang Tua       
(KEPADA PB)  Aha, pergi dengan kau ?  Ahaaai….. Akhirnya sang puteri bertemu dengan pangerannya di tengah sebuah taman. Dan, Ahaa ! Si anakpun akhir-nya bertemu dengan sang ayahnya…. (TERBAHAK-BAHAK)

c.       Klimaks atau Titik Puncak Konflik
Puncak konflik terdapat pada kutipan berikut.
Wanita            
Kurang ajar ! Kau telah lari, ha ! Lari, dan kau tinggalkan aku sendirian dengan seluruh keadaan kedalam mana kau tempatkan aku dengan per-buatanmu. Aku sendirian harus menanggung semua-nya. Aku, seorang wanita, sendirian, hah ! (ME RENGGUT  KEDUA TANGAN PB DARI MUKA-NYA DENGAN SANGAT KUAT) Ayo, Bukaa !
Penj. Balon     
Buka saya ! Bukan saya ! Saya Cuma berbuat sekali saja !
Orang Tua       
(NYELETUK)  Itukan sudah cukup tolol !

d.      Penyelesaian
Penyelesaian drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang  tergambar pada kutipan dialog berikut.
Wanita            
Baiklah (MELIHAT TERHARU KEPADA KETIGA-NYA)  Terima kasih, kawan-kawan ! Berkat kalian bertiga, aku telah menemukan diriku kembali. Per- temuan dengan kalian ini tak akan mudah dapat kulupakan. (MENJABAT TANGAN PB) Maafkanlah aku, aku telah menempatkan diri saudara tadi dalam kedudukan yang sangat memalukan. (MENJABAT L, KEMUDIAN OT) Harap saudara-saudara memaafkan aku. Dan semoga kita saling bertemu lagi (PERGI LENYAP DARI PENTAS)

3.      Latar
a.       Latar tempat
Latar tempat drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang adalah di taman yang terdapat pada kutipan berikut.
Orang Tua       
Itulah celakanya dari tiap taman. Setiap orang yang datang ataulewat taman, menganggap dirinya mer-deka untuk mencampuri setiap pembicaraan, ya setiap pembicaraan, ya setiap penghidupan, yang ke-betulan sedang berlaku disitu.
Lelaki             
Habis, inikan taman ?! Ini adalah tempat terbuka untuk umum. Disetiap tempat umum, ada pembicara-an umum. Oleh sebab itu, setiap orang boleh saja terus ikut bicara. Demi pendapat umum ! Kalau bapak mau punya pendapat tersendiri, yah… jangan datang ke taman !

b.      Latar waktu
Latar waktu pada drama Petang di Taman  karya Iwan Simatupang terjadi pada malam hari yang ditunjukan pada dialog berikut.
Orang Tua       
 (TERTAWA RAGU) Tidak, tidak !  Aku tak mau ber-temu kau lagi. (TERSENYUM) Selamat malam, Nak ! Mudah-mudahan tidurmu nyenyak dimana sata kau akan tidur malam ini (SAMBIL BATUK-BATUK, PERGI PELAN-PELAN, LENYAP DARI PENTAS)
Lelaki             
(MELIHAT KE LANGIT) Syukurlah, hujan tak bakal turun. Atau…mudah-mudahan hujan tak bakal turun malam ini. Tidur di bawah jembatan  dengan udara yang kotorannya bertumpuk di situ, membuat bengekku semakin jadi (IA MELIHAT SEKELILING, KALAU-KALAU ADA ORANG YANG DATANG. KEMUDIAN DIA MEREBAHKAN DIRINYA DI BANGKU ITU).
c.      Latar Suasana
Latar suasana pada drama Petang di Taman  karya Iwan Simatupang memiliki suasana yang tegang yang ditunjukan pada dialog berikut.
Wanita            
Kurang ajar ! Kau telah lari, ha ! Lari, dan kau tinggalkan aku sendirian dengan seluruh keadaan kedalam mana kau tempatkan aku dengan per-buatanmu. Aku sendirian harus menanggung semua-nya. Aku, seorang wanita, sendirian, hah ! (ME RENGGUT  KEDUA TANGAN PB DARI MUKA-NYA DENGAN SANGAT KUAT) Ayo, Bukaa !
            Penj. Balon     
Buka saya ! Bukan saya ! Saya Cuma berbuat sekali saja !

4.      Tokoh/penokohan
a.        Orang Tua (OT)
Orang Tua ini merupakan tokoh antagonis dalam drama ini, di mana menjadi fokus dari tokoh-tokoh lainnya dan setiap kali muncul dalam pembicaraan. Orang Tua memiliki sikap yang berwibawa, menghormati orang lain dan mengalah.  Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.
Orang Tua       
Salah seorang dari kita mesti benar
Lelaki             
Kalau begitu, baiklah saya kalah. Ini musim hujan.”
Orang Tua       
Tidak, tidak !  Yang lebih tua mesti tahu diri, dan mengalah. Ini musim kemarau.”
Lelaki             
(SANGAT  MARAH) Mengapa bapak ketawa ?!
Orang Tua       
(DALAM TAWA) Karena… saya mau ketawa…. (TER-BAHAK-BAHAK)

b.       Lelaki Separuh Baya (LSB)
Lelaki separuh baya  ini merupakan tokoh antagonis dalam drama ini, di mana menjadi fokus dari tokoh-tokoh lainnya dan setiap kali muncul dalam pembicaraan. Lelaki separuh baya adalah orang yang pemarah.  Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.
Lelaki 
Pakai silahkan segala !  Ini kan taman ? (TIBA-TIBA MARAH) Dia duduk, kalau dia mau duduk. Dan tidak duduk kalau  dia memang tidak mau duduk. Habis perkara !  Bah! (MELIHAT DENGAN GERAM KEPA-DA PB)

c.         Penjual Balon (PB)
Penjual balon merupakan tokoh tritagonis, ia mempunyai sikap yang kekanak-kanakan dan gampang menangis. Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.
Lelaki             
(KEPADA PB)  Mengapa… Hei….. mengapa kau menangis ?
Penj. Balon     
(TAK MENYAHUT TERUS DUDUK DI TANAH, MENANGIS)
Penj. Balon     
Saya lebih suka balon.
Lelaki             
(TAK MENGERTI) Tapi kau kan penjual balon ?
            Penj. Balon     
Itu hanya alasan saya saja untuk dapat memegang-megang balo. Saya pencinta balon.
d.      Wanita (W)
 Wanita merupakan tokoh tritagonis, ia adalah orang yang gampang menangis dan tidak berpikir sebelum bertindak . Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.

Lelaki             
Lepas ! Lepaskan saya ! Biar saya hajar dia dulu ! 
Wanita            
Jangan ! Jangan ! (MENANGIS)
Wanita            
(MAJU DEKAT SEKALI MALIHAT KEWAJAH PB) Bangsat !  Laki-laki jahanam ! Kurangaj…(TIBA-TIBA MEMEKIK) Bukan ! Bukan !  Ya Tuhan, bukan dia…
L dan OT        
(SEREMPAK) Bukan dia !
Wanita            
Bukan… (PINGSAN, TAPI CEPAT DIPEGANG OT)
e.       Pemuda (Pa)
          Pemuda adalah tokoh tritagonis, ia adalah orang yang tidak memiliki pikiran panjang karena melakukan hal yang menjijikan di tempat umum. Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.
Lelaki             
Ayo, pergilah kesana, jangan sia-siakan kesempatan, selagi kalian masih muda. (GELAK) Saya benar-benar tak akan melihat. Lagi pula saya amat letih, amat mengantuk….
GADIS DAN PEMUDA, SETELAH RAGU-RAGU SEBENTAR, PERGI KE ARAH YANG TELAH DITUNJUKKAN OLEH L
                   Lelaki             
(TERTAWA MENGERTI, SEJENAK IA MENGIKUTI DENGAN MATANYA, KEMUDIAN IA REBAHKAN KEMBALI TUBUHNYA DI BANGKU ITU) Lagi pula, saya amat mengantuk… amat letih…. letih……………
f.       Gadis
          Gadis adalah tokoh tritagonis, ia adalah orang yang genit dan tidak memiliki pikiran panjang karena melakukan hal yang menjijikan di tempat umum. Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.
SUARA-SUARA BINATANG MALAM MULAI KEDENGARAN. ANGIN MENGHEMBUS DEDAUNAN DITAMAN, GEMERISIK. DI KEJAUHAN TERDENGAR SUAR MOBIL LEWAT, ANJING ME-NYALAK KEMUDIAN SUARA KERETA API YANG LEWAT SANGAT JAUH, JAUH SEKALI. TEK BERAPA LAMA KEMUDIAN, KEDENGARAN SUARA SEORANG PRIA DAN SEORANG WANITA TERTAWA GENIT, SEMAKIN MENDEKAT. MMASUKLAH KE-PENTAS SEPASANG MUDA MUDI BERPEGANGAN TANGAN ERAT SEKALI.
Lelaki           
 Ayo, pergilah kesana, jangan sia-siakan kesempatan, selagi kalian masih muda. (GELAK) Saya benar-benar tak akan melihat. Lagi pula saya amat letih, amat mengantuk….
GADIS DAN PEMUDA, SETELAH RAGU-RAGU SEBENTAR, PERGI KE ARAH YANG TELAH DITUNJUKKAN OLEH L
Lelaki             
(TERTAWA MENGERTI, SEJENAK IA MENGIKUTI DENGAN MATANYA, KEMUDIAN IA REBAHKAN KEMBALI TUBUHNYA DI BANGKU ITU) Lagi pula, saya amat mengantuk… amat letih…. letih……………

5.      Gaya Bahasa
Iwan Simatupang  menggunakan (gaya bahasa) pada drama “Petang di Taman” yaitu gaya bahasa sehari-hari. Dan terdapat gaya bahasa, yaitu hiperbola. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu hal atau keadaan secara berlebihan. Seperti pada kutipan berikut
Ya, kau pengarang dan mahir benar kau membenam-kan deritamu dibalik kata-kata yang sewaktu-waktu dapat kau hamburkan. Tapi bagaimana nak dengan kesunyianmu ? Ikutlah saya kerumah saya yang apak itu. Agar adan teman saya. Dan agar ada teman anak.

6.      Amanat

Setiap orang berhak mengutarakan isi hatinya, berbagi ilmu, kisah atau masa lalunya dengan bebas karena manusia itu makhluk sosial. tentu tidak bisa terlepas dari makhluk hidup yang lain. Karena kita membutuhkan satu sama lain. Kita harus bersikap sama antara makhluk yang satu dengan yang lain.

C.      Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Naskah Drama

1.             Nilai Sosial
Nilai sosial dalam naskah drama Petang ditaman memiliki nilai sosial yaitu saling tolong menolong dan mengormati orang lain. Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.
Lelaki             
Menolong bagaimana ?
Orang Tua       
(SANGAT KESAL) Ya, menolong dengan melakukan apa yang lazimnya dilakukan pada setiap orang yang pingsan seperti dia ini.
Lelaki             
Saya merasa agak segan.
Orang Tua       
Segan ?Kenapa ?
Lelaki             
Dia, eh…. perempuan….

2.        Nilai Moral
Nilai moral yang terdapat pada naskah Petang di Taman dapat dilihat pada sikap tokoh Orang Tua yang menghargai orang lain. Dalam naskah drama Petang ditaman memiliki nilai moral yang selalu menghargai orang lain. Adapun kutipan dialognya adalah sebagai berikut.
Orang Tua       
Tidak, tidak !  Yang lebih tua mesti tahu diri, dan mengalah. Ini musim kemarau.
            Orang Tua       
Kita sama-sama kalah.
            Lelaki             
Maksudmu, bukan musim hujan, dan bukan pula musim kemarau ?
            Orang Tua       
Habis mau apa lagi ?
            Lelaki             
Beginilah, kalau kita terlalu gila hormat.





BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan

Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti: tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pusat pengisahan.

B.     Saran


Berdasarkan pembahasan yang telah di paparkan, kami berharap serta menyarankan pembaca untuk memahami secara mendalam dalam kegiatan menganalisis, khususnya dalam menganalisis sebuah karya. Tambahlah wawasan pembaca dengan mencari referensi yang lebih aktual dan terpercaya, yang mampu mempertajam pengetahuan pembaca.