1. Jelaskan ciri manusia tragik menurut Goldman!
Jawab:
Menurut
Goldman, ada dua ciri manusia tragic. Pertama, manusia menuntut secara mutlak
dan eksklusif nilai-nilai yang tidak mungkin. Kedua, karena itu, tuntutannya
sekaligus untuk “segalanya dan bukan apa-apa” dan ia secara total tidak peduli
terhadap tingkat-tingkat dan usaha pendekatan, serta juga terhadap konsep yang
mengandung gagasan mengenai relativitas. Berarti manusia demikian memiliki
pengalaman ketuhanan bersifat mistis.
2. Sebutkan tiga hal yang masih perlu
direnungkan bagi peneliti strukturalisme genetic menurut Goldman!
Jawab:
a. Semua
perilaku manusia mengarah pada hubungan rasionalitas, maksudnya selalu berupa
respon terhadap lingkungannya;
b. Kelompok
sosial mempunyai tendensi untuk menciptakan pola tertentu yang berbeda dari pola yang sudah ada;
c. Perilaku
manusia adalah usaha yang dilakukan secara tetap menuju transendesi, yaitu
aktivitas, transformasi, dan kualitas kegiatan dari semua aksi sosial dan
sejarah.
3. Jelaskan dua tataran hubungan fakta
estetik menurut Goldman!
Jawab:
Fakta
estetik dibaginya menjadi dua tataran hubungan yang meliputi:
a. Hubungan
antara pandangan dunia sebagai suatu realitas yang dialami dan alam ciptaan
pengarang.
b. Hubungan
alam ciptaan dengan alat sastra tertentu seperti diksi, sintaksis, plot, gaya
bahasa yang merupakan hubungan struktur cerita dipergunakan pengarang dalam
ciptaannya.
4. Apa yang dimaksud model dialektik pada
teknik yang digunakan dalam strukturalisme genetik?
Jawab:
Model
dialektik mengutamakan makna koheren. Prinsip dasar teknik analisis dialektik
adalah adanya pengetahuan mengenai fakta-fakta kemanusiaan akan tetap abstrak
apabila tidak dibuat konkret dengan mengintegrasikan ke dalam totalitas. Sehubungan
dengan hal tersebut, metode dialektik mengembangkan dua macam konsep, yaitu “keseluruhan-bagian”
danpemahaman-penjelasan”.
5. Goldman menyatakan bahwa sudut pandang
dialektik berbeda dengan sudut pandang rasional dan sudut pandang empirik,
mengapa?
Jawab:
Sudut
pandan rasionalis biasanya mengasumsikan adanya gagasan yang berasal dari
pembawaan dan secara langsung dapat didekati, sedangkan kaum empirik
menyadarkan diri pada kesan inderawi. Dua sudut pandang penelitian ini
sama-sama mengharuskan agar ditemukannya pengetahuan secara pasti. Kedua sudut
pandang ini memang berbeda dengan sudut pandang dialektik, yang berasumsi bahwa
dalam analisis sastra tidak pernah ada titik awal yang secara mutlak valid,
tidak ada persoalan yang secara final pasti terpecahkan. Oleh karena itu,
pemikiran dialektik tak pernah mengikuti garis lurus. Setiap fakta (sastra)
individual hanya bermakna ketika ditempatkan kedalam keseluruhan.
6. Metode dialektik mengenalkan analisis “pemahaman-penjelasan”.
Apa yang dimaksud dengan pemahaman-penjelasan?
Jawab:
Pemahaman
adalah usaha pendeskripsian struktur pbyek yang dipelajari, sedangkan
penjelasan adalah usaha penemuan makna struktur itu dengan menggabungkan ke
dalam struktur yang lebih besar. Dengan kata lain, pemahaman merupakan langkah
untuk mengidentifikasi bagian, dan penjelasan adalah langkah pemaknaan unsure bagian
ke dalam unsure keseluruhan.
7. Jelaskan langkah-langkah analisis
dialektik yang melingkar-lingkar!
Jawab:
Pertama,
peneliti membangun sebuah model yang dianggap memberikan tingkat probabilitas
tertentu atas dasar bagian. Kedua, ia melakukan pencekan terhadap model itu dengan
membandingkannya dengan keseluruhan (paragraf demi paragraf untuk kasus prosa,
baris demi baris untuk kasus puisi, dan ucapan demi ucapan untuk drama) dengan
cara menentukan: (a) sejauhmana setiap unit yang dianalisis tergabungkan dalam
hipotesis menyeluruh, (b) daftar elemen-elemen dan hubungan-hubungan baru yang
tidak diperlengkapinya dalam model semua, (c) frekuensi elemen-elemen dalam
hubungan-hubungan yang diperlengkapinya dalam model yang sudah diperiksa itu.
8. Jelaskan langkah-langkah cara kerja meneliti
struturalisme genetic!
Jawab:
Pertama,
peneliti bermula dari kajian unsure instrinsik, baik secara parsial maupun
dalam jalinan keseluruhan. Kedua, mengkaji kehidupan sosial budaya pengarang,
karena ia merupakan bagian dri komunitas tertentu. Ketiga, mengkaji latar
belakang sosial dan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat
diciptakan oleh pengarang.
No comments:
Post a Comment