Wednesday 3 August 2016

Tataran Linguistik (4): SEMANTIK

TATARAN LINGUISTIK (4): SEMANTIK

Dalam postingan ini, “Tataran Linguistik (4): Semantik” akan disajikan dalam sebuah soal, seperti pada postingan sebelumnya, dimana soal-soal tersebut sangat berkaitan dengan materi “Tataran Linguistik (4): Semantik” yang terdapat dalam buku linguistik umum yang dipaparkan oleh Abdul Chaer.

MENGUASAI MATERI DENGAN SOAL:

1. Apa yang dimaksud dengan makna?

Jawab:

Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure bahwa makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda-linguistik.

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis makna!

Jawab:

a.       Makna Leksikal, Gramatikal, dan Kontekstual

Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apa pun.

Berbeda dengan makna leksikal, makna gramatikal baru ada kalau terjadi gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi.

Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam konteks.

b.      Makna Referensial dan Non-referensial

Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada referensnya, atau acuannya. Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata. Sebaliknya kata-kata yang seperti dan, atau, dank arena adalah termasuk kata-kata itu tidak mempunyai referens.

c.       Makna Denotatif dan Makna Konotatif

Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Sedangkan, makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut

d.      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Sedangkan, makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa.

e.       Makna Kata dan Makna Istilah

Sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks, sedangkan kata tidak bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa sebuah istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.

f.       Makna Idiom dan Peribahasa

Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsure-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal.

Berbeda dengan idiom yang maknanya tidak dapat diramalkan secara leksikal maupun gramatikal, maka yang disebut peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsure-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa.

3. Apa yang dimaksud dengan relasi makna?

Jawab:

Relasi makna adalah hubungan semantic yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya. Satuan bahasa disini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat; dan relasi semantic itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan makna, ketercakupan makna, kegandaan makna, atau juga kelebihan makna.

4. Apa yang dimaksud sinonim, antonim, polisemi, dan homonimi

Jawab:

Sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantic yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Misalnya, kata betul dengan kata benar.

Antonim atau antonimi adalah hubungan semantic antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain. Misalnya, kata buruk berantonim dengan kata baik.

Polisemi adalah sebuah kata atau satuan ujaran disebut polisemi kalau kata itu mempunyai makna lebih dari satu. Misalnya, kata kepala; bisa kepala yang ada dalam tubuh manusia atau kepala yang maksudnya ketua atau pemimpin.

Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya kebetulan sama; maknanya tentu saja berbeda; karena masing-masing nerupakan kata atau bentuk ujaran tang berlainan. Misalnya, antara kata pasar yang bermakna inai dan kata pacar yang bermakna keksasih.

5. Apa yang dimaksud dengan hiponimi, ambiguity, dan redudansi?

Jawab:

Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknyanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain. Misalnya, kata merpati dan burung. Merpati adalah burung, dan burung itu banyak jenisnya.

Ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda. Misalnya, bentuk buku sejarah baru, dapat ditafsirkan buku sejarah itu baru terbit atau buku sejarah itu memuat zaman baru.


Redundansi adalah adalah berlebih-lebihnya penggunaan unsure segmental dalam suatu bentuk ujaran. Misalnya, bola itu ditendang dika tidak ada bedanya dengan bela itu ditendang oleh dika.

No comments:

Post a Comment